Analisa Dan Perhitungan Volume

Analisa Dan Perhitungan Volume

Mengetahui volume bangunan penting saat menentukan berbagai perhitungan biaya untuk mendirikan bangunan. Selain itu dengan analisa dan perhitungan volume bangunan memungkinkan pembangunan dilakukan secara bertahap. Estimasi biaya pembangunan pun bisa diketahui sejak awal, serta terhindar dari pemborosan dana yang mungkin terjadi.

Pada pembangunan awal hunian atau pun bangunan untuk fungsi lain, perhitungan biaya bisa dimulai dari awal survey pemilihan lokasi, perencanaan denah, serta analisa dan perhitungan volume bangunan. Apalagi untuk menentukan anggaran pada saat hendak membangun rumah, maka perhitungan ini menjadi semakin krusial.  Sehingga pada saat mempersiapkan dana, Anda sudah tahu kisaran biayanya.

Survei Lokasi

Survei Lokasi Bangunan adalah jenis survei yang paling umum digunakan untuk menunjukkan lokasi yang tepat dari batas-batas properti, bangunan, pagar, dan bangunan lain yang terletak di sebuah properti. Survei lokasi bangunan juga menunjukkan letak fisik yang merupakan hak guna atau fasilitas yang berdekatan dengan batas properti. Dengan demikian dapat memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tanah dan entitas fisik tetap seperti bangunan, dinding, pagar, kolam renang, dek, jalan masuk, dan sebagainya. Survei Lokasi Bangunan harus mencakup semua informasi kepemilikan.

Survei lokasi bangunan menghasilkan dokumen berharga bagi pemilik rumah karena digunakan dalam berbagai situasi yang dapat berdampak besar pada properti. Survei lokasi bangunan diandalkan oleh pengacara, bank, pengadilan, agen penjual, dan lembaga lainnya untuk berbagai keperluan. Beberapa situasi di mana survei lokasi bangunan diperlukan seperti membeli atau menjual property, membangun pagar, mengajukan permohonan izin bangunan, menyelesaikan masalah batas, dan analisa dan perhitungan volume bangunan.

Melalui survei lokasi ini pula Anda dapat menentukan posisi bangunan, kontur tanah, serta menentukan hadap muka bangunan dengan tepat. Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka bangunan yang dibuat akan mampu memaksimalkan kondisi di sekitarnya. Juga mampu memperkirakan desain bangunan yang sehat dan hemat energi. Langkah selanjutnya adalah merancang bangunan berupa denah atau cetak biru.

Membaca Gambar Dan Memperhatikan Gambar Denah

Setelah melakukan survei lokasi maka untuk melakukan pembangunan atau renovasi perlu menggunakan gambar denah. Gambar denah merupakan rincian rencana pembangunan yang digunakan untuk analisa dan perhitungan volume yang mendetail.

Membaca rencana konstruksi dan cetak biru sangat penting karena bangunan dan sistem di dalamnya telah menjadi semakin kompleks. Begitu juga gambar dua dimensi yang menggambarkan semua detail proyek. Gambar denah serta informasi terkait diperlukan untuk mendapatkan izin, memperkirakan biaya, membuat jadwal konstruksi, dan akhirnya membangun proyek.

Istilah-istilah dasar ini akan membantu Anda lebih memahami cara membaca gambar denah dan cetak biru.

  • Keadaan lahan

Gambar denah untuk menempatkan bangunan di lahan yang sebenarnya akan mampu menjelaskan pekerjaan yang diperlukan. Tergantung pada kompleksitas proyek, mungkin ada gambar denah yang menunjukkan kondisi lahan yang ada, drainase air, saluran pembuangan dan sanitasi, air dan gas, dan semua detail terkait dengan bangunan.

  • Skala

Gambar denah biasanya menggunakan skala dengan dimensi yang ditunjukkan dalam kelipatan 10, misalnya 1 : 50 atau 1 : 100. Gambar denah ini menunjukkan dinding interior dan eksterior, lokasi pintu dan jendela, dimensi ruangan, tangga, lemari, toilet dan bak cuci, dan informasi terkait lainnya.

  • Potongan atap

Gambar denah atap menunjukkan atap, pinggul, lembah, saluran atap, atap, peralatan yang dipasang di atap. Serta rincian terkait lainnya, seperti bahan yang akan digunakan dan penetrasi yang direncanakan seperti pipa atau ventilasi buang.

  • Plumbing

Rencana mekanik dan listrik biasanya diperlukan untuk proyek yang lebih besar. Biasanya denah untuk instalasi listrik ini dibuat pada lembaran terpisah agar tidak terlalu ramai dan sulit dimengerti.

  • Denah struktural

Gambar denah struktural inilah yang akan digunakan untuk analisa dan perhitungan volume bangunan. Karena denah ini fokus pada komponen struktural bangunan. Dalam denah structural ini Anda bisa melihat deskripsi pekerjaan pondasi, pembingkaian dan konstruksi lantai yang diperlukan, bersama dengan penguatan dan perincian sambungan.

Cara Menghitung Volume

Dalam analisa dan perhitungan volume bangunan, Anda membutuhkan denah gambar sebagai patokan. Karena melalui denah tersebut ada dapat menghitung jumlah berbagai bahan bangunan yang diperlukan untuk konstruksi maupun renovasi. Berikut ini rincian tahapannya dari awal pembangunan. Apabila Anda hanya ingin merenovasi, maka ambil saja bagian analisa yang diperlukan.

  1. Pengukuran volume Bowplank

Analisa dan perhitungan volume ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan posisi poros atau titik utama dari suatu bangunan yang akan didirikan. Caranya, papan 2/15 dipaku pada kayu ukran 5/7 sebagai tiang, untuk membuat pagar. Kemudian dibuat dengan jarak satu meter dari titik poros atau as bangunan serta dipasang keliling bangunan. Misalkan membuat banguanan dengan ukuran 10 x 8 , maka volume bowplank adalah (10+1+1) + (8+1+1) =22 m. Dengan demikian kebutuhan material dapat dikalkulasi beserta harga di pasaran.

  1. Pengukuran volume galian dan urugan

Penggalian pondasi dibuat menurut tipe masing-masing sesuai kebutuhan. Misalkan lebar bawah pondasi 80 cm (0.8 m), maka lebar dari galian adalah 80 cm ditambah kiri dan kanan masing-masing 10 cm.  Kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah, pada umumnya kedalaman galian sekitar 70 cm (0.7 m).

Misalkan panjang galian 10 meter, maka volume galian adalah:

(0.8+0.1+0.1) m x 0.7 m x 10m = 70 m3.

Sedangkan untuk urugan bekas galian, patokan yang biasa digunakan adalah 1/3 dari volume galian. Misalkan contoh tadi volume galian 70 m3 maka urugan kembali adalah 70 m3 ÷3 = 23.4 m3.

  1. Pengukuran volume pondasi

Sebelum melakukan analisa dan perhitungan volume pondasi, maka dihitung dulu volume lantai kerja yang berada di bawah pondasi. Yang diisikan ke pondasi bisanya adalah pasir setebal 10 cm, batu kali kosong, atau beton. Rumus perhitungannya: luas x tebal=.... m3. Sementara untuk menghitung volume pondasi batu kali (stal) pada bangunan berlantai satu, caranya = seluruh panjang pondasi dikalikan tinggi pondasi dikalikan lebar rata-rata

Misalkan panjang seluruh pondasi 70 meter, tinggi pondasi 0.7 meter, lebar atas pondasi 0.4 meter lebar bawah pondasi 0.6 meter. Maka volumenya adalah:

70 x 0,7 x ((0,4 + 0,6) ÷2) = 24,5 m3.

  1. Pengukuran volume sloof

Sloof merupakan sebutan untuk struktur bangunan yang berada diatas pondasi. Cara menghitung volume sloof volume beton menggunakan rumus:

panjang total sloof x lebar x tinggi = volume besi (satuan m3).

Cara menghitung Volume Kolom (satuan m3).  = panjang kolom x lebar kolom x tinggi kolom.

Untuk menghitung volume ring balk, caranya adalah sama dengan cara menghitung volume sloof maupun kolom.

  1. Pengukuran volume dinding
  • Dinding Bata.

Untuk menghitung volume pasangan bata ada dua cara yang biasa digunakan. Pertama perhitungan luas dan kedua dengan perhitungan isi. Meskipun perhitungan isi jarang sekali digunakan, tapi inilah cara menggunakan perhitungan volume isi = luas x tebal.  Tebal bata bergantung pada jenis pasangan bata yang digunakan (pasangan 1 bata atau ½ bata). Ukuran pasangan 1 bata adalah 30 cm sedangkan ukuran pasangan ½ bata adalah 15 cm.

Sedangkan rumus menghitung luas pasangan bata: (keliling dinding x tinggi) – luas daun jendela, daun pintu, boven.

  • Plesteran

Menghitung Volume plesteran = 2 x dari volume pasangan bata.

  • Acian

Menghitung Volume Acian = (2 x dari volume pasangan bata) – daerah  yang tidak di aci (seperti dinding keramik).

Demikianlah cara analisa dan perhitungan volume beberapa bagian bangunan. Semoga bermanfaat.

Share this Post:
Posted by dony ardiansyah
Image