Apa Yang Dimaksud Dengan Bunga Mengambang (Floating Rate)?
Masyarakat yang sedang membeli rumah dengan metode KPR perlu tahu tentang Floating Rate atau bunga mengambang. Secarah istilah bunga mengambang ini adalah suku bunga yang berlaku saat ini bisa berubah tergantu dari iklim perekonomian Indonesia yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan berlaku untuk bank-bank yang ada. Bunga mengambang ini merupakan metode perhiutngan bunga yang digunakan oleh bank untuk pinjaman kredit terumata KPR rumah, ruko, apartemen atau properti lainnya. Tentu saja bersaran dari floating rate ini akan terus berubah mengikuti acuan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate), suku bunga pasar, maupun kebijakan dari bank sendiri. Jika suku bunga Bank Indonesia naik, maka otomatis cicilan KPR juga akan ikut naik karena mengikut kenaikan suku bunga Bank Indonesia. Untuk itulah masyarakat yang sedang melakukan KPR dalam pembelian propertinya juga harus paham dan memantau pergerakan suku bunga ini karena akan berpengaruh terhadap besaran cicilan tiap bulannya.
Ada kelebihan yang bisa didapatkan dari sistem floating rate ini yaitu jika bank menurunkan suku bunga. Jika hal ini sampai terjadi, maka cicilan rumah juga akan ikut turun mengikut perubahannya. Namun tentu keadaan akan menjadi buruk saat suku bunga tidak terkendali mengikut acuan dari suku bunga Bank Indonesia maka cicilan yang harus dibayarkan juga akan lebih besar dari sebelumnya. Yang perlu diwaspadai adalah kenaikan suku bunga karena selama ini lebih sering terjadi kenaikan suku bunga daripada penurunan suku bunga.
Informasi tentang kenaikan dan penurunan suku bunga setiap bank ini bisa dilihat di website resmi masing-masing bank karena dari pihak Bank Indonesia menghimbau agar informasi naik turunnya suku bunga ini bisa dilihat secara aktual oleh para nasabahnya. Floating rate ini juga terjadi untuk peningkatan suku bunga KPR rumah saja, sehingga cicilan setiap bulan bisa berubah sewaktu-waktu mengikut besaran suku bunga saat itu.
Lalu bagaimana perbedaannya dengan suku bunga yang lainnya? Tentu ada perbedaan dan tidak selalu suku bunga mengambang ini terlihat negative. Pada suku bunga flat, tidak ada perubahan besaran selama masa cicilan, namun angsuran untuk suku bunga flat ini lebih besar ketimbang cicilan dengan suku bunga mengambang. Jadi sama saja jika besaran suku bunga tetap tapi besaran cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan sangat besar dan membuat anda sulit membayarkannya.
Sedangkan untuk pinjamana dana segar dalam waktu pendek, penerapan suku bunga flat ini terdengar sangat ringan. Tapi ingat sekali lagi, besaran cicilannya bisa lebih besar dan besar persenan suku bunganya lebih besar daripada suku bunga mengambang. Tak jarang suku bunga mengambang mengenakan bunga fixed hingga 5 tahun. Setelah itu bunga akan mengambang dan berbanding jauh dengan suku bunga di awal. Jika para nasabah KPR tidak memahami hal ini, bisa jadi kesulitan pembayaran akan terjadi saat suku bunga ini naik tanpa disadari dan diantisipasi.
Untuk itulah perlunya pemahaman yang baik tentang floating rate ini sebelum siap mengambil KPR di bank yang diinginkan. Penerapan suku bunga mengambang ini terus berkembang mengikut arus suku bunga dari Bank Indonesia dan tidak bisa diprediksi. Bisa saja besaran cicilan yang harus dibayarkan pada tahun ke 6 sudah dua kaliĀ lipat dari pembayaran cicilan di tahun pertama karena peningkatan suku bunga yang tak bisa dihindari dan tak bisa diprediksi ini.