Izin Tetangga Atau Warga
Ada banyak syarat yang harus dipenuhi oleh proyek saat akan membangun sebuah bangunan di satu kawasan. Salah satunya adalah izin dari tetangga di lokasi proyek yang tanahnya berada di sebelah proyek tersebut. Tentu jumlah dari tetangga atau warga di sekitar proyek ini berbeda-beda tergantung luasan proyek dan area kepadatan di sekitar proyek tersebut. Semakin luas proyek tersebut tentunya akan banyak tetangga yang bersinggunan tanahnya dengan proyek tersebut sehingga harus ada izin yang dikantongi oleh pemilik proyek untuk keberlangsungan proyek tersebut.
Izin tetangga atau warga ini menjadi sangat penting karena menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi pemilik proyek untuk mengajukan perizinan ke instansi terkait. Bagi pengembang proyek, izini tetangga ini sangat penting karena jika terjadi permasalah di kemudian hari mengenai ketergangguan warga oleh kegiatan normal proyek, maka pengembang bisa menunjukkan persetujuan izin tersebut sebagai bukti otentik bahwa para warga sekitar menyetujui dilaksanakannya kegiatan proyek tersebut.
Tentu harus dipahami jika perizinan tetangga ini awalnya memang berawal dari keterpaksaan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh pengembang untuk mendapatkan izin-izin lainnya untuk keperluan pembangunan. Tapi setelah itu para pengembang bisa mengambil keuntungan dengan berkenalan dengan lingkungan sekitar proyek yang sedang dikerjakan. Proyek pembangunan yang memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun tentu membutuhkan sinergitas terhadap penduduk setempat yang bisa membantu kelancaran selama pembangunan. Pendekatan yang baik oleh pengembang bisa membuat proyek berjalan lancar dan warga bersedia membantu kesulitan dan masalah ringan yang sedikit banyak memberikan keuntungan pada pengembang.
Banyak warga yang bisa dipekerjakan untuk membangun sebuah perumahan sehingga akan menghemat biaya karena beberapa pekerjanya diambil dari warga setempat. Selain itu ada juga warga yang mengambil keuntungan dengan berjualan atau mendapatkan jasa lain dari pembangunan di sekitar pemukiman mereka. Hubungan baik ini tentu saja akhirnya tidak sekedar persyaratan yang harus dipenuhi lagi oleh pihak pengembang, tapi memang semangat untuk saling memiliki proyek ini hingga selesai dan nantinya akan hidup berdampingan dengan warga lokal.
Syarat izin tetangga yang diminta oleh instansi terkait tidak mengikat dan tidak ada biaya resmi yang harus dikeluarkan oleh pengembang. Dikarenakan jumlah setiap warga terdampak di setiap wilayah berbeda-beda, maka tidak ada patokan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk meminta izin warga setempat ini. Pengembang yang memberikan nominal uang pada warga di sekitar pembangunan proyek ini merupakan uang silaturahmi. Jadi besaran nominal disepakati bersama antara pengembang dan perangkat desa dan warga terdampak yang bersingungan langsung dengan pembangunan proyek tersebut. Semakin banyak warga yang bersinggungan tanahnya dengan area pembangunan proyek, tentu biaya yang dikeluarkan juga akan semakin banyak namun untuk nominal, pemda sendiri tidak memberikan besaran yang pasti.
Meskipun izin tetangga ini merupakan syarat resmi yang diminta oleh instansi terkait dengan perizinan pembangunan lainnya, tapi secara detail tidak ada format redaksional dari surat izin tetangga ini yang baku dan tidak ada tuntutan mengenai isinya. Yang terpenting adalah identitas para tetangga, tandatangan, dan lampiran lokasi proyek yang bersinggungan dengan lokasi tanah para warga yang bersangkutan. Setelah format ini dianggap benar dan disetujui oleh kedua belah pihak yang intinya mengizinkan diadakannya pembangunan proyek yang mengenai lahan warga maka perizinan ini juga akan melibatkan aparatur desa sebagai saksi. Beberapa pejabat desa yang biasanya diminta menjadi saksi adalah ketua RT, ketua RW, dan diketahui oleh Kepala Desa setempat.